Senin, 19 September 2011

PERSEBARAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM

A. Pengertian Sumber Daya Alam 
 
Lihatlah di sekeliling Anda! Di antaranya ada berbagai jenis tanaman, hewan, tanah, batuan, air, udara, dan matahari. Tahukah Anda bagaimana bahan-bahan tersebut tercipta dan tersedia? Bahan-bahan tersebut merupakan unsur-unsur yang disediakan oleh alam dan terdapat di sekitar manusia. Kita sebagai manusia tinggal mengambil dan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal inilah yang disebut dengan sumber daya alam. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam merupakan semua tata lingkungan biofisik yang potensial untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Bisa juga dipahami bahwa sumber daya alam merupakan bahan-bahan yang ditemukan manusia dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pengertian lain, sumber daya alam diartikan sebagai suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah. Dapatkah kita hidup tanpa adanya sumber daya alam? Sumber daya alam tersebut mutlak dibutuhkan oleh manusia, bahkan keberadaannya tidak bisa ditawar lagi. Misalnya, di daerah kita terjadi kekeringan atau kekurangan air, kita tentu akan mengalami kesulitan untuk mandapatkan air bersih. Coba pikirkan bagaimana bila tidak ada air bersih? Kita pasti akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan air minum, mandi, mencuci, dan sebagainya. Kekurangan air bersih hanya merupakan salah satu contoh bahwa sumber daya alam sangat kita butuhkan. Masih adafakta lain yang bisa kita lihat bahwa sumber daya alam sangat penting bagi kehidupan manusia. Coba pikirkan bila lahan untuk permukiman dan pertanian semakin sempit, lapisan ozon yang semakin tipis sehingga udara terasa semakin panas, dan ekosistem laut yang rusak karena tindakan manusia yang ceroboh! Dapat kita simpulkan lagi bahwa unsur-unsur lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia disebut juga sebagai sumber daya alam. Tanah, batuan, air, udara, matahari, dan laut merupakan unsur-unsur lingkungan yang mutlak dibutuhkan oleh manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, bahkan manusia tidak dapat hidup tanpa memanfaatkan unsur-unsur lingkungan tersebut.

B. Pengertian Sumber Daya Alam dan Persebarannya Anda tentu pernah mendengar Indonesia merupakan negara Zamrud
Khatulistiwa? Tahukah Anda mengapa Indonesia bisa disebut sebagai zamrud khatulistiwa? Zamrud merupakan batu permata yang berwarna hijau, bila diumpamakan bisa sebagai suatu daerah yang hijau karena luasnya areal hutan. Sedangkan khatulistiwa merupakan garis yang membagi bumi menjadi dua yaitu utara dan selatan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa zamrud khatulistiwa merupakan suatu daerah subur atau hijau yang terletak di garis khatulistiwa. Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa. Daerah yang hijau berarti tanahnya merupakan tanah yang subur sehingga cocok untuk berbagai kegiatan pertanian. Tanah sebagai sumber daya alam bisa saja berkurang tingkat kesuburannya bila pengelolaannya tidak tepat. Dengan demikian, tanah bisa kita perbaiki potensinya namun bisa juga kita kehilangan potensinya. Tanah merupakan salah satu contoh sumber daya alam yang potensinya bisa berubah, bagaimana dengan keberadaan air, udara, batuan atau mineral nonlogam, dan logam? Kita akan membahasnya pada materi berikut ini.

1.Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui (Renewable Resources)
       Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa tanah merupakan sumber daya alam yang bisa berubah potensinya. Tahukah Anda bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam tanah bisa berkurang bahkan habis? Amatilah pemanfaatan tanah di sekitar Anda! Apakah tanahnya banyak yang dimanfaatkan untuk permukiman atau untuk pertanian? Tanah yang digunakan untuk pertanian berarti tanah tersebut mengalami suatu proses. Proses yang terjadi pada tanah karena tanah diolah dengan menggunakan suatu sistem. Misalnya pengelolaan tanah dengan cara tradisional dan penggunaan alat-alat modern. Sistem-sistem tersebut merupakan suatu cara untuk mengolah suatu lahan pertanian agar bisa menghasilkan sesuatu. Tahukah Anda apa dampak dari pengelolaan tersebut bagi tanah? Pengelolaan tanah dalam sistem pertanian bisa mengurangi unsur hara yang terkandung di dalam tanah. Apakah unsur hara itu? Unsur hara merupakan suatu zat yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Berarti bila unsur hara dalam tanah habis maka potensi tanah ada penurunan. Manusia tidak tinggal diam melihat unsur hara habis. Mereka tetap berusaha agar unsur hara tersebut bisa tetap ada. Usaha-usaha itu antara lain adalah dengan memupuk tanah danmencangkul tanah dengan tepat. 
        Dalam uraian di atas dikatakan bahwa tanah mengalamipenurunan potensi, namun manusia juga melakukan berbagai usaha agar tanah bisa tetap dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Atau agar tanah tetap berpotensi menghasilkan hasil-hasil pertanian yang berkualitas. Hal-hal yang dialami oleh tanah tersebut membuktikan bahwa tanah merupakan sumber daya alam yang bisa diperbarui. Coba buat kesimpulan sendiri tentang maksud dari sumber daya alam yang dapat diperbarui! Bandingkan dengan pengertian berikut ini! Sumber daya alam yang dapat diperbarui ialah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan lagi setelah pemakaian karena kemampuan pembaharuan kembali dalam waktu relatif cepat sehingga sumber daya alam ini tidak akan habis.

a. Sumber Daya Tumbuhan dan Hewan
Mengapa tumbuhan dan hewan merupakan suatu sumber daya? Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya tumbuhan dan hewan. Kebutuhan pangan manusia dipenuhi oleh adanya tumbuhan dan hewan. Lalu mengapa tumbuhan dan hewan termasuk dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui? Tumbuhan dan hewan merupakan makhluk hidup yang mampu tumbuh dan bereproduksi. Tumbuh dan  bereproduksi ini yang menyebabkan hewan dan tumbuhan selalu ada, namun perlu diingat kelangsungan proses tersebut, saat ini banyak ditentukan pula oleh manusia yang sering disebut sebagai budi daya. Budi daya tumbuhan dan hewan oleh manusia dikelompokkan dalam kegiatan-kegiatan berikut.
1) Pertanian
Pertanian dalam arti sempit adalah kegiatan bercocok tanam sehingga menghasilkan bahan pangan. Kegiatan bercocok tanam dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, sebagai berikut.
a) Sawah 
Sawah adalah sistem pertanian lahan basah yang menggunakan perlakuan dengan mengairi lahan. Pengairan sawah dapat di - lakukan dengan irigasi atau tadah hujan.
Ciri-ciri sawah antara lain:
(1) membutuhkan air yangcukup banyak,
(2)  pengolahan tanah dilakukan secara teratur,
(3) merupakan pertanian menetap, dan
(4) jenis tanaman adalah padi.
Sawah di Indonesia terdiri atas:
(1)sawah irigasi adalah sawah yang sistem pengairannya teratur, sumber air biasa berasal dari aliran sungai/waduk;
(2)sawah tadah hujan adalah sawah yang sistem pengairannya tergantung dengan air hujan;
(3)sawah bencah (sawah pasang surut) adalah sawah yang terletak di daerah rawa-rawa pantai yang telah kering atau sering pula di daerah muara sungai yang besar; dan
(4)sawah lebak adalah sawah yang memanfaatkan lahan di kanan kiri sungai.

b) Ladang
Ladang merupakan sistem pertanian pada lahan kering yang sering disebut juga “huma”. Sistem pertanian ini berpindah-pindah  yaitu melakukan pembukaan hutan dengan cara pembakaran lahan yang telah terbuka ditanami padi dan jenis-jenis palawija. Sistem ini berakibat pada kerusakan hutan, tanah longsor, dan banjir.



c) Tegalan
Tegalan merupakan sistem pertanian lahan kering yang sudah menetap. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan ini di antaranya palawija dan padi gogo.



2) Perkebunan
Perkebunan adalah bentuk dari pertanian yang menanam jenis tanaman perdagangan untuk keperluan industri. Jenis tanamannya, antara lain tebu, tembakau, teh, cengkeh, karet, kopi, coklat, dan kelapa sawit.



3) Peternakan
Peternakan adalah usaha pembudidayaan hewan ternak tertentu dengan tujuan pemenuhan kebutuhan hidup mausia. Jenis - jenis peternakan antara lain sebagai berikut.
a) Peternakan hewan besar, meliputi hewan ternak sapi, kerbau, dan kuda. Peternak sapi di antaranya terdapat di Boyolali,Padang, NTT, Sulawesi Selatan, dan Madura. Peternak kerbau terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Sulawesi Selatan,dan NTT. Peternakan kuda di antaranya terdapat di NTT dan Sulawesi Selatan.
b) Peternakan hewan kecil, hewan yang dibudidayakan antara lain kambing, domba, babi. Peternak kambing banyak terdapat diJawa dan Madura. Sedangkan peternak domba terdapat di Jabar dan peternak babi banyak terdapat di Bali dan Papua.
c) Peternakan unggas, hewan yang dibudidayakan adalah binatang-binatang jenis unggas seperti ayam, itik, burung. Budidaya  peternakan jenis ini banyak terdapat di seluruh wilayah Indonesia.



b. Sumber Daya Perikanan
Perikanan adalah segala usaha pembudidayaan ikan. Kegiatan pembudidayaan ikan di antaranya meliputi pemijahan benih ikan, penaburan benih, memelihara ikan, menangkap ikan, dan pengolahan ikan. Perikanan dapat dibagi sebagai berikut.
1) Perikanan Darat/Air Tawar
Perikanan air tawar adalah pembudidayaan jenis ikan air tawar yang meliputi ikan mas, gurami, mujahir, tawes, lele, dan nila. Kegiatan ini dilakukan dengan cara:
a) pembuatan kolam, dan
b) pembuatan karamba (keranjang kotak dari bambu yang diletakkan di sungai atau waduk/danau).



2) Perikanan Air Payau
Usaha perikanan dengan membuat tambak atau sebagai tempat budi daya ikan yang berada di wilayah pantai karena sumber air tambak berasal dari air sungai dan laut. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain adalah bandeng dan udang.



3) Perikanan Laut
Usaha perikanan dengan menangkap ikan di laut. Usaha perikanan ini bersifat eksploratif sehingga memerlukan banyak peralatan, di antaranya perahu/kapal serta alat-alat penangkapan ikan yang lain.



c. Sumber Daya Air
Dapatkah Anda hidup tanpa air? Tentu tidak, bukan? Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan minum, makan, mencuci, dan kegiatan kebersihan lain. Air dapat dibagi menjadi 2 jenis, sebagai berikut.
1) Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir atau berada di atas permukaan bumi, seperti sungai, danau, dan rawa.
a) Sungai
Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi manusia. Manfaat keberadaan sungai bagi manusia di antaranya adalah:
(1) sarana transportasi,
(2) sumber energi, dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
(3) sumber ikan air tawar,
(4) pemenuhan kebutuhan MCK,
(5) irigasi,
(6) objek wisata, dan
(7) sumber bahan tambang seperti pasir dan batu.



Berdasarkan letak sungai dalam daerah aliran sungai,maka sungai dapat dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
(1) Sungai Bagian Hulu
Sungai-sungai yang berada di bagian hulu suatu DAS biasanya relatif jernih. Masyarakat banyak memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan MCK dan irigasi. Beberapa sungai yang mempunyai aliran yang deras banyak dimanfaatkan penduduk sebagai pembangkit listrik secara lokal.
(2) Sungai Bagian Tengah
Kualitas sungai bagian tengah biasanya telah menurun dibandingkan dengan sungai bagian hulu.
Selain kegiatan MCK, sungai bagian ini bahkan dijadikan tempat pembuangan limbah baik limbah industri maupun domestik.
(3) Sungai Bagian Hilir
Sungai bagian hilir merupakan sungai yang hamper mendekati muara. Setelah kita tahu kualitas sungai bagian hulu dan tengah, tentu kita bisa membayangkan bagaimana kualitas sungai di bagian hilir, bukan? Kualitas sungai di bagian hilir biasanya sangat rendah karena merupakan akumulasi dari sungai-sungai bagian atasnya. Berbagai pemanfaatan sudah dilakukan manusia terhadap sungai bagian ini. Pemanfaatan terhadap sungai bagian hilir yang tidak terdapat pada
bagian-bagian lain adalah pemanfaatan air sungai sebagai sumber air pada tambak udang dan bandeng.
 
Sungai berdasarkan debitnya, dapat dibagi menjadi tiga.
(1) Sungai Permanen
Sungai yang debit airnya relatif besar sepanjang tahun, pemanfaatan sungi jenis ini adalah sebagai sarana transporatasi, MCK, dan sumber ikan tawar. Sungai-sungai jenis ini antara lain di Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, dan Sungai Barito.
(2) Sungai Periodik
Sungai jenis ini debit airnya besar di saat hujan dan sangat kecil di saat kemarau. Pemanfaatan sungai jenis ini selain sebagai pemenuhan kebutuhan MCK, sumber ikan tawar juga sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan sungai sebagai lahan pertanian dilakukan masyarakat di saat air surut pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini terdapat pada sungai-sungai di Jawa.
(3) Sungai Episodik
Debit sungai ini sangat banyak di saat hujan dan kering sama sekali di saat musim kemarau. Pemanfaatan sungai dilakukan pada waktu sungai dialiri air saja. Sungai-sungai jenis ini terdapat di NTT.
 
b) Danau
Masih ingatkah Anda pengertian danau pada kelas X? Coba buka kembali buku kelas X dan pahami pengertian danau! Macam-macam danau dapat dibedakan menjadi 4, yaitu sebagai
berikut.
(1) Danau Tektonik
Danau tektonik terjadi akibat tenaga endogen di antaranya adalah Danau Singkarak, Danau Tempe, dan Danau Poso. Pemanfaatan danau jenis ini di antaranya sebagai budi daya ikan air tawar baik penangkapan ikan maupun budi daya karamba, pembangkit tenaga listrik, MCK, irigasi pertanian, dan tempat objek wisata.

(2) Danau Vulkanik
Pemanfaatan danau vulkanik selama ini masih terbatas sebagai objek wisata. Lokasinya yang berada di pegunungan menyebabkan pemanfaatan danau ini yang kurang maksimal. Danau ini di antaranya Danau Telaga Warna, Danau Batur, dan Danau Kawah Ijen.

(3) Danau Karst
Danau karst merupakan danau yang berada di daerah kapur terjadi akibat proses pelarutan. Danau jenis ini akan terisi air hanya pada saat musim penghujan, sedangkan musim kemarau danau kering. Pemanfaatan danau ini dilakukan pada saat musim hujan sebagi pusat kegiatan
MCK. Danau jenis ini terdapat di Pegunungan Sewu Gunung Kidul Yogyakarta.

 
c) Rawa
Rawa dan danau sebenarnya sama-sama badan air yang ada di daratan. Cobalah ingat kembali materi kelas X, dapatkah Anda membedakan antara rawa dan danau? Sebutkan ciri-ciri masing-masing!
Berikut ini adalah jenis-jenis rawa.
(1) Rawa Mangrove
Rawa jenis ini berada di daerah pantai yang dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut. Pemanfaatkan rawa ini bagi manusia di antaranya sebagai penghalang terjadinya abrasi pantai, sebagai filter sedimen yang berasal dari daratan menuju ke pantai, sebagai habitat ikan dan
bandeng. Rawa mangrove banyak terdapat di Indonesia, di antaranya di Jakarta, Jepara, Cilacap, sepanjang pantai timur Sumatra, pantai di Kalimantan, dan Papua.

(2) Gambut
Masih ingatkah Anda bagaimana terjadinya gambut? Coba ingat kembali dengan membuka buku kelas X. Pemanfaatan gambut di antaranya sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan gambut sebagai lahan pertanian ini memerlukan perlakuan khusus yakni dengan menambahkan kapur untuk menetralkan kondisi pH tanah gambut yang sangat masam. Pada gambut yang sudah mengalami proses lebih lanjut akan terbentuk batu bara. Pemanfaatan batu bara digunakan sebagai sumber energi.

d) Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Pemanfaatan air tanah digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan MCK dengan cara mengebor ke dalam tanah dan menjadikannya sumur.
(1) Air Tanah Dangkal
Sumur-sumur yang berada di perumahan penduduk di sekitar Anda merupakan air tanah dangkal. Dapatkah Anda menyebutkan pemanfaatan air tanah dangkal?
(2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik  dibanding air tanah dangkal, namun untuk mendapatkannya manusia harus melakukan pengeboran sampai berpuluh-puluh meter. Saat ini air tanah dalam sebenarnya merupakan sumber daya alam yang dilindungi. Pemanfaatannya diatur oleh UU, untuk menghindari eksploitasi yang berlebihan. Air tanah jenis ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan industri, hotel, mall, dan perkantoran.

d. Sumber Daya Alam Tanah

1) Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

Masih ingatkah Anda apakah tanah itu? Tanah adalah akumulasi lapisan permukaan bumi teratas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan organisme. Lalu, faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pembentukan tanah tersebut? Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan tanah adalah iklim, makhluk hidup (tanaman atau organisme), bahan induk, topografi, dan waktu. Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana kelima faktor di atas dapat memengaruhi pembentukan tanah?

Perhatikan fakta berikut!
a) Di Kalimantan, pesisir timur Sumatra, dan di sepanjang pesisir barat Papua banyak dijumpai tanah jenis organosol yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan organic yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan. Karena kandungan bahan organik dan kelembapan yang sangat tinggi maka tanah ini juga memiliki kemasaman tanah yang tinggi, sehingga apabila dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka diperlukan perlakuan-perlakuan khusus.
b) Daerah-daerah di Indonesia yang berada di sekitar gunung berapi memiliki jenis tanah yang berbeda dari kedua jenis tanah di atas. Tanah di sekitar gunung berapi berjenis tanah andosol dengan tingkat kesuburan yang tinggi sehingga masyarakat sekitar memanfaatkannya sebagai lahan pertanian.
Secara makro perbedaan kedua jenis tanah pada daerah di atas disebabkan oleh perbedaan bahan induk, yaitu gambut dan material vulkanik. Perbedaan bahan induk adalah faktor utama yang memengaruhi perbedaan jenis tanah. Bagaimanakah faktor – faktor  pembentuk tanah yang lain dapat memengaruhi pembentukan tanah? Pembentukan tanah dipengaruhi juga iklim mikro pada suatu daerah, keberadaan organisme yang hidup pada daerah tersebut, serta perakaran tumbuhan maka akan dihasilkan jenis-jenis tanah yang berbeda. Setujukah Anda dengan pendapat tersebut? Bagaimana faktor iklim, makhluk hidup, serta waktu dalam memengaruhi pembentukan tanah
pada tempat-tempat tersebut?

2) Persebaran Jenis-Jenis Tanah di Indonesia dan Pemanfaatannya
Kita telah mengetahui bahwa Indonesia merupakan suatu negara dengan kondisi topografi yang beragam. Apakah keberagaman kondisi topografi tersebut memengaruhi jenis tanah? Jenis tanah yang berbeda dapat kita ketahui berdasarkan pemanfaatannya yang berbeda-beda. Misalnya, lahan di pinggiran sungai banyak dimanfaatkan untuk bertani karena lahan tersebut subur dan airnya tercukupi. Tanah ini bisa kita kenal sebagai tanah aluvial. Jenis-jenis tanah di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut.
a) Aluvial
Jenis tanah aluvial yang terbentuk dari material endapan sungai biasa ditemukan pada daerah yang masih terpengaruh aktivitas sungai, misal pada dataran banjir (flood plain) atau pada tanggul alami (natural levee). Jenis tanah aluvial selain didapati di lingkungan pengendapan sungai juga dapat ditemukan di daerah - daerah dataran rendah yang merupakan daerah endapan dari material di atasnya yang terendapkan akibat adanya erosi atau longsoran. Akumulasi material endapan ini lama kelamaan akan membentuk suatu tanah yang disebut sebagai tanah aluvial. Tanah aluvial banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian, karena tanah aluvial termasuk jenis tanah yang subur.


b) Tanah Andosol
Kawasan pegunungan berapi (vulkan) merupakan kawasan yang subur dengan ditumbuhi berbagai macam bunga dan sayuran. Tanah di kawasan gunung berapi terbentuk dari material gunung api saat gunung api tersebut meletus. Material yang terendapkan melalui periode waktu atau mengalami pengendapan yang berulang-ulang yang akhirnya membentuk tanah yang kaya akan unsur hara. Tanah tersebut dinamakan tanah andosol atau sering pula disebut sebagai tanah vulkanis. Pemanfaatan tanah andosol antara lain untuk pertanian (sawah dan palawija) dan perkebunan. Tanah andosol di Indonesia tersebar di jalur pegunungan api di Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.


c) Tanah Grumusol
Tanah grumusol memiliki ciri teksturnya sangat liat, telah mengalami perkembangan profil dengan konsistensi saat basah sangat lekat dan plastis, sedang di saat kering akan pecah-pecah, permeabilitas lambat, dan umumnya bersifat alkalis. Tanah grumusol biasanya berasal dari bahan induk batu kapur, batuan lempeng, atau mergel. Persebaran jenis tanah ini di daerah iklim subhumid atau subarid yang memiliki curah hujan kurang dari 2.500 mm/th. Tanah jenis ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan gerabah dan tanaman ladang.

d) Tanah Organosol/Gambut
Telah disampaikan di atas, bahwa tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tanaman. Secara umum tanah ini dinamakan tanah gambut. Tanah organosol memiliki kandungan bahan organik tinggi sehingga tidak mengalami perkembangan profil, seperti horison-horison pH tanah masam (pH 3,5). Tanah jenis ini tersebar di pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Pemanfaatan tanah organosol memerlukan cara dan perlakuan khusus. Misalnya, pemanfaatan untuk perkebunan harus dengan teknik drainase yang khusus. Untuk permukiman, pembuatan rumahnya dibuat panggung.

e) Tanah Litosol
Tanah litosol ini dapat kalian temukan di daerah-daerah pegunungan yang tererosi berat. Tanah litosol tanpa atau sedikit mengalami perkembangan profil, batuan induknya berupa batan beku atau sedimen keras. Tekstur tanah pada umumnya berpasir, dan banyak mengandung batu serta kerikil. Kesuburan tanah ini bervariasi, dan dapat dijumpai di berbagai jenis iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam. Lahan ini kurang cocok untuk pertanian, karena unsur haranya sangat kurang.

f) Tanah Regosol

Tanah regosol adalah nama lain dari tanah muda karena profil tanahnya belum mengalami deferensiasi horison. Memiliki ciri tekstur tanah pasir, konsistensi lepaslepas, pH umumnya sedang, dan tingkat kesuburannya sedang. Biasanya dimanfaatkan unutk pertanian semusim.

g) Tanah Podzolik

Tanah podzolik berbahan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsa yang tinggi, batuan lempung, dan tuf vulkan masam. Persebaran jenis tanah ini terdapat pada daerah topografi pegunungan dengan iklim basah dan curah hujan lebih dari 2000 mm/th tanpa bulan kering, dapat dijumpai di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua. Berdasarkan uraian dapat diketahui tempat persebaran jenis tanah ini, pada daerah tersebut merupakan daerah yang sebagian besar dimanfaatkan untuk hutan.

e. Sumber Daya Alam Udara

1) Pengertian Sumber Daya Udara

Anda tentunya mengetahui permasalahan lingkungan yang hampir dipastikan setiap tahun akan terjadi di Indonesia. Bahaya banjir dan erosi merupakan permasalahan Indonesia pada saat musim hujan sedangkan pada saat musim kemarau Indonesia mengalami permasalahan kebakaran hutan yang mengakibatkan terjadinya polusi udara berupa kabut asap. Kabut asap ini ternyata tidak hanya berada di atas wilayah udara Indonesia tapi juga telah menyebar sampai ke Negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Kabut asap sudah merupakan transboundary pollution atau permasalahan polusi yang telah melewati batas negara.
Adanya angin menyebabkan menyebarnya kabut asap sampai ke wilayah udara negara tetangga. Penyebab terjadinya kabut asap berada di daratan yaitu di Indonesia namun dampaknya dirasakan oleh negara tetangga karena gas-gas hasil kebakaran dilepaskan di atmosfer dan disebarkan oleh tenaga angin. Belajar dari kasus kebakaran hutan tersebut, terpikirkah Anda bagaimana pembagian batas udara suatu negara? Sekilas tidak ada batas yang jelas antara wilayah udara negara satu dengan yang lain bukan? Terbukti ketika dengan mudahnya kabut asap menjelajah di atas wilayah udara negara-negara lain. Mari kita pelajari udara sebagai sumber daya alam yang sebenarnya sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya ini memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan tanpa harus menyebabkan polusi.

2) Jenis dan Karakteristik Sumber Daya Alam Udara
Jenis dan karakteristik sumber daya alam di udara terdiri atas sumber daya energi surya, angin, gas, dan ruang.
a) Sumber Daya Energi Surya

Sumber daya surya yang dipancarkan matahari ke bumi melalui udara sebanyak setengah per 1 milyar bagian dari seluruh energi matahari. Sumber daya tersebut mengandung energi ± 173 triliun kilowatt. Pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bentuk energi panas dan listrik melalui konversi oleh sistem fotovoltaik (listrik tenaga surya). Pemanfaatan energi panas surya dengan cara mengkonversikan radiasi surya dalam bentuk energi panas melalui kolektor penyerapan panas, kemudian dapat dimanfaatkan langsung untuk pemanasan ruangan, pengeringan, pemanasan air untuk keperluan rumah tangga, atau industri. Manfaat lain dari energi surya adalah untuk deselinasi dan peleburan material dengan panas, dengan cara mengonsentrasikan atau memfokuskan sinar matahari dibantu dengan alat optik atau penggunaan pembangkit energi melalui proses thermo-elektrik.
Selain itu, energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai proses penyejuk udara (air conditioning). Sistem listrik yang bersumber dari tenaga surya dapat bersifat “desentralisasi”, sehingga tidak memerlukan system atau jaringan berskala besar. Dengan kondisi geografis Indonesia, sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk daerah-daerah terpencil yang sulit atau tidak mungkin dijangkau dengan jaringan PLN, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dapat merasakan pembangunan sebagaimana halnya masyarakat perkotaan, seperti penerangan listrik, pompa air, komunikasi (radio dan TV), dan sebagainya.
 
b) Sumber Daya Energi Angin
Sumber daya energi angin merupakan suatu bentuk energi yang tidak langsung dari tenaga matahari. Lebih kurang satu persen dari total radiasi matahari yang mencapai ke bumi melalui udara, terkonvensi dalam atmosfer ke dalam bentuk tenaga angin. Angin terjadi sebagai akibat adanya perbedaan suhu pada permukaan bumi. Gerakan udara dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas akan menghasilkan angin. Potensi sumber daya angin yang dapat digunakan diperkirakan 120 × 10 KwH per tahun. Sumber daya angin yang terdapat di udara sebagai “sumber daya energi alternatif” yang tidak merusak lingkungan. Untuk menangkap energi angin digunakan sayap atau “baling-baling”, sehingga energi angin dapat diperoleh menjadi tenaga penggerak yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan atau sumber energi lain, seperti generator listrik. Secara geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang berada pada kondisi angin yang kurang menguntungkan (daerah wind-still), namun di beberapa daerah seperti Maumere, Palu, dan Waingapu memiliki potensi sumber daya angin yang cukup potensial.
 
c) Sumber Daya Gas
Gas di udara yang kita hirup biasa kita sebut dengan udara saja. Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara yang bersih maka manusia akan terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Komposisi gas sampai dengan ketinggian 88 km (55 mil) di atas permukaan air laut adalah sama. Sumber daya gas yang terdapat di udara berupa oksigen, hidrogen, nitrogen, oksida nitrous, dan argon diperoleh melalui penguraian udara secara kimiawi.
Potensi sumber daya gas yang terdapat di udara juga tak terbatas. Sumber daya gas oksigen dan argon dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah sakit, penerbangan, pabrik atau industri dan sebagainya. Sedangkan pemanfaatan sumber daya gas nitrogen dan hidrogen pada umumnya di bidang industri dan penerbangan.Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat memengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), debu, serta kandungan Timah Hitam (Pb) dalam debu.

2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui (Unrenewable Resources)
Bahan bakar jenis apa yang sering Anda gunakan tiap harinya? Apakah tiap hari Anda membeli minyak tanah atau bensin? Bayangkan jika semua orang di permukaan bumi ini juga melakukannya! Apakah bahan bakar tersebut akan habis? Habis dan tidaknya satu jenis bahan bakar bisa ditelusuri bagaimana proses terbentuknya? Bahan bakar yang berupa minyak dan gas terbentuk karena adanya proses-proses alam dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini bisa dikatakan bahwa minyak dan gas bumi tidak dapat diperbarui, karena kita tidak dapat membuatnya sendiri.  Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang apabila telah dimanfaatkan tidak dapat digunakan lagi. Sumber daya alam ini dapat terbentuk kembali namun dalam waktu yang sangat panjang hingga ratusan bahkan  jutaan tahun umlah sumber daya ini relatif tetap karena tidak ada penambahan atau pembentukan kembali. Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui kebanyakan berupa mineral-mineral bumi seperti mineral logam (timah, bijih besi, emas, bauksit, dan nikel), mineral nonlogam (marmer, fosfat, pasir, dan batu) dan sumber daya alam energi yaitu minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.
a. Sumber Daya Alam Mineral


1) Mineral Logam

a) Nikel

Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan, ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Pemanfaatan nikel digunakan untuk campuran besi menjadi baja, pelapis logam serta campuran kuningan atau perunggu. Terdapat di Sulawesi selatan wilayah Pomala, Danau Tawoti, Maluku Utara, dan Pegunungan Cylops (Papua).

b) Bijih besi
Bijih besi berasal dari bijih silikat pada batuan ultrabasa yang telah mengalami penghancuran. Besi berwujud dalam perbagai jenis oksida besi, seperti magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hemati. Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan perubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Besi banyak dimanfaatkan untuk campuan semen dan pada industri logam. Tersebar di Cilacap (Jawa Tengah), Kotawaringin (Kalimantan Tengah), Cilegon (Jawa Barat), dan Pulau Obi (Maluku).

c) Timah
Timah merupakan bahan endapan pada batuan granit banyak terdapat di dasar-dasar sungai purba. Terbentuknya timah sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri atas endapan alluvium, aluvial, dan koluvium. Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Pemanfaatan timah di antaranya digunakan untuk peluru, pelapis kaleng, pembungkus rokok, campuran kuningan dan perunggu. Bijih timah tersebar di Pulau Bangka Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun.

d) Emas, Tembaga, dan Perak
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5–3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Emas keberadaannya berasosiasi dengan tembaga dan perak dalam batuan andesit tua. Banyak terdapat di sekitar gunung api yang telah mati. Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

e) Tembaga(Cu)
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, namun hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfide primer mineral terbesar adalah endapan kalkopirit (CuFeS2), diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO32HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO)3). Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan vulkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit native.
Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan magmatic dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme. Logam tembaga banyak digunakan dalam industry peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua, kemudian di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

f) Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O33H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45–65%, SiO2 1–12%, Fe2O3 2–25%, TiO2 >3%, dan H2O 14–36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah, dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
 Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih). Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.Pemanfaatannya untuk pembuatan alat dapur, kendaraan, pesawat terbang. Tersebar di Pulau Bintan, Pulau Galang Besar, dan Singkawang (Kalimantan Barat).

2) Mineral Nonlogam

a) Batu Kapur

Batuan kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu karang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu. Akibat tenaga endogen terjadi pengangkatan ke daratan atau kapur (gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/ kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, cokelat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Pemanfataan kapur digunakan untuk bahan bangunan merupakan bahan baku semen , teraso, keramik. Batu kapur tersebar di Pegunungan Seribu (DIY), Kebumen, Cilacap (Jawa Tengah), Gresik (Jawa Timur), Cibinong, dan Pelimanan (Jawa Barat).


b) Marmer
Marmer terbentuk dari batu kapur yang mengalami metamorfosa sehingga berubah sifat akibat pemanasan magma. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun nonfoliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang memengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Pemanfaatan marmer sebagai bahan lantai, furniture, dinding, patung, dan lain-lain. Tersebar di Trenggalek dan Tulungagung (Jawa Timur), Banjarnegara (Jawa Tengah), dan Citatah (Jawa Barat).


c) Belerang
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu. Terbentuknya belerang karena aktifitas vulkanisme. Pemanfaatannya penggunaan Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industry kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan dan lain-lain. Belerang tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur), Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat).


d) Fosfat
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (Jawa Tengah), dan Bogor (Jawa Barat).


e) Intan
Intan, dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer. Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan), Longiram (Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara Mengkiang (Kalimantan barat).


f) Yodium
Keberadaan yodium di Indonesia dikarenakan kondisi geologi Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengandung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel. Yodium biasa digunakan untuk campuran garam dapur yang berupa bahan kimia berwarna kelabu kehitaman dan mengkilat. Selain sebagai campuran garam, yodium juga sebagai bahan obat-obatan antiseptik. Mineral yodium tersebar di Semarang dan Mojokerto.
 
g) Kaolin
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu endapan residual dan sedimentasi. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri. Kaolin merupakan bahan untuk pembuatan cat dan keramik karena mempunyai warna putih mengkilat. Pemanfaatan lain yaitu digunakan dalam campuran produk kosmetik. Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
 
h) Asbes
Asbes merupakan bahan mineral yang berserat sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan eternit dan pakaian tahan api, terdapat di Pulau Halmahera dan Pulau Seram (Maluku), dan Kuningan (Jawa Barat).

b. Sumber Daya Alam Energi

1) Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk pada zaman primer, sekunder, dan tersier yang berbentuk endapan pada suatu wilayah yang cekung, rawa atau lautan dangkal. Endapan tersebut terbentuk dari mikroplankton yang mati kemudian bercampur dengan lumpur disebut Sapropelium. Proses selanjutnya adalah terjadinya destilasi yaitu sapropelium yang terbentuk karena tekanan dari lapisan - lapisan atasnya serta pengaruh aktivitas magma maka membentuk minyak bumi kasar. Minyak bumi kasar yang telah melalui pembusukan oleh organism dan tersebar di antara pori-pori lempung keluar melalui butir-butir pasir di dekatnya membentuk lapisan minyak bumi. Minyak bumi Indonesia tersebar di Cepu (Jawa Tengah), Cirebon (Jawa Barat), Kutai, Tarakan (Kalimantan Timur), dan Sorong (Papua).


2) Gas Bumi
Di Indonesia banyak terdapat minyak bumi dan gas bumi dalam satu reservoir atau sering disebut sumber gas bumi yang associated gas (asosiasi minyak bumi dan gas bumi dalam satu lokasi), namun di beberapa tempat juga ditemui sumber gas alam yang hanya menghasilkan gas alam semata atau disebut yang non-associated gas. Lokasi di Indonesia di mana terdapat sumber gas bumi non-associated berada di daerah Lhokseumawe (NAD).


3) Batu Bara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan pakis-pakisan pada masa prasejarah (masa karbon) yang terbentuk melalui proses yang panjang dan dalam waktu jutaan tahun. Tumbuhan pakis tersebut hidup di daerah rawa atau danau yang akhirnya mati kemudian tertimbun oleh tumbuhan pakis berikutnya yang mati dan selanjutnya membentuk lapisan yang tebal. Karena mendapat tekanan besar dan mendapat temperatur yang tinggi dari dalam bumi maka terjadi pengarangan atau disebut pula batu bara. Batu bara di Indonesia tersebar di hampir seluruh pesisir Kalimantan, Bukit Asam (Sumatra Selatan), dan Papua.


Menurut tingkat kebutuhan manusia, sumber daya alam tidak dapat diperbaharui dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1)    Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui yang tidak cepat habis.
 Sumber daya alam ini tidak cepat habis karena tingkat kebutuhan manusia akan sumber daya alam ini relatif kecil sehingga ketersediaannya di alam juga relatif masih banyak, contohnya emas, permata, dan intan.
2)    Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui yang cepat habis
Sumber daya alam ini cepat habis karena tingkat kebutuhan manusia akan sumber daya alam ini sangat tinggi dan relatif banyak, contohnya minyak bumi, bensin, dan gas alam. .

Hutan dan Pemanfaatannya


Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini anda diharapkan dapat:
  1. menyebutkan definisi hutan.
  2. menyebutkan 3 faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran hutan.
  3. menyebutkan ciri-ciri hutan heterogen.
  4. menyebutkan 3 macam-macam hutan berdasarkan iklim yang mempengaruhinya.
  5. menjelaskan salah satu macam hutan berdasarkan pemanfaatannya.
  6. menyebutkan salah satu fungsi dari hutan lindung.
  7. menunjukkan lokasi hutan gambut di Kepulauan Indonesia .
  8. menyebutkan fungsi klimatologis dari hutan.
  9. menyebutkan salah satu fungsi ekonomis dari hutan.
  10. menyebutkan fungsi hidrologis dari hutan.

Materi

Definisi Hutan
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar dan beragam. Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia adalah hutan yang tersebar di sebagian besar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Jenis hutan apa yang ada di daerahmu? Mari kita pelajari materi ini.

Hutan merupakan salah satu bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.

Orang awam mungkin melihat hutan lebih sebagai sekumpulan pohon kehijauan dengan beraneka jenis satwa dan tumbuhan liar. Untuk sebagian, hutan berkesan gelap, tak beraturan, dan jauh dari pusat peradaban. Sebagian lain bahkan akan menganggapnya menakutkan.

Namun, jika kita mengikuti pengertian ilmu kehutanan, Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya, yang menempati daerah yang cukup luas.

Usaha pengelolaan dan pemanfaatan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut kegiatan kehutanan.
 
Wilayah Indonesia terdiri atas sekita 17.000 pulau besar dan kecil membentang sepanjang garis khatulistiwa. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kondisi geografis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman flora dan fauna yang sangat melimpah.Indonesia juga diakui sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia memiliki habitat yang sangat luas meliputi rawa, hutan basah dan kering, padang rumput, serta gunung bersalju. Oleh karena itu jenis tumbuhan di Indonesia sangat beragam.

Wilayah Indonesia yang berada di khatulistiwa selalu mendapat sinar Matahari yang banyak sepanjang tahun, suhu udara yang relatif sedang sampai tinggi, dan curah hujan yang juga tinggi. Kondisi ini memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman dari mulai lumut hingga pohon yang tingginya mencapai 50 meter.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran hutan
Adanya perbedaan jenis tumbuhan di permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran hutan antara lain:
  • Iklim

    Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, tekanan udara, kelambapan udara, angin dan curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perseberan tumbuhan (flora) di permukaan bumi. Hutan hujan tropis merupakan hutan yang banyak dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi.
  • Keadaan tanah


    Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir.
  • Tinggi Rendah Permukaan Bumi (relief)


    Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief , seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan (flora). Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
  • Makhluk Hidup (Biotik)


    Makhluk hidup seperti manusia dan hewan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan (flora). Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia.

Macam-macam Hutan
Banyak ilmuwan yang mengelompokkan hutan berdasarkan variasi sistem ekologi. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang. Ada berbagai macam hutan antara lain:
  • Berdasarkan jenis pohonnya
  • Berdasarkan tujuan pemanfaatannya
  • Berdasarkan iklim yang mempengaruhinya
  • Berdasarkan letak geografisnya
  • Berdasarkan ketinggian tempat
Berdasarkan jenis pohonnya
  1. Hutan Heterogen adalah hutan yang terdiri atas berbagai jenis tumbuhan seperti hutan hujan tropis yang terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan. Sulawesi dan Papua.

  2. Hutan homogen adalah hutan yang terdiri atas satu jenis pohon seperti hutan jati, hutan bambu, hutan karet, dan hutan pinus.

     

Berdasarkan Tujuan Pemenfaatannya
  1. Hutan produksi adalah hutan yang diusahakan melalui sistem Hak Pengusahaan Hutan (HPH) baik BUMN maupun pengusaha swasta, yang memanfaatkan hasil hutan seperti kayu untuk kegiatan produksi. Adapun hasil dari kegiatan industri pengolahan kayu antara lain berupa triplek, kusen pintu dan mebel serta perabot rumah tangga lainnya.

  2. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga  kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
  3. Hutan wisata adalah hutan yang berfungsi untuk objek wisata sebagai tempat rekreasi atau hiburan para wisatawan karena keindahan alamnya. Kebun Raya Bogor merupakan salah satu hutan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
  4. Hutan suaka alam adalah hutan yang memiliki keadaan alam khas, diperuntukkan bagi perlindungan dan pelestarian flora dan fauna yang hampir punah, agar dapat berkembang biak sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Hutan suaka alam Ujung Kulon merupakan tempat perlindungan badak bercula satu dan beberapa fauna lainnya.

Berdasarkan Iklim yang mempengaruhi
  1. Hutan hujan tropis

    Hutan hujan tropis tumbuh di sekitar garis khatulistiwa atau equator yang memiliki suhu udara dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara.

    Hutan hujan tropis dikenal sebagai hutan heterogen karena terdiri dari berbagai jenis tumbuhan. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, kalimantan dan Irian Jaya (Papua).
  2. Hutan musim

    Hutan musim terdapat di daerah di wilayah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau secara jelas. Tumbuhan pada hutan musim umumnya bersifat homogen (satu jenis tumbuhan), seperti hutan jati, hutan karet dan hutan bambu. Di Indonesia hutan musim banyak terdapat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  3. Sabana dan Steppa

    Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pepohonan atau semak belukar, sedangkan steppa merupakan padang rumput yang sangat luas. Sabana dan Steppa banyak dijumpai di daerah bercurah hujan rendah atau relatif sedikit. Di Indonesia, sabana dan steppa terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Timur.

     



Berdasarkan Letak Geografisnya
  1. Hutan Tropika

    Secara astronomi hutan tropika terbentang pada wilayah 23,5oLU – 23,5oLS. Ciri-ciri utama kawasan ini adalah curah hujan yang cukup tinggi dan Matahari bersinar sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi menyebabkan hutan tropika sangat lebat yang terdiri dari berbagai jenis pohon serta daunnya menghijau sepanjang tahun. Hutan ini berfungsi sebagai paru-paru dunia karena kemampuannya dalam menyerap karbondioksida serta menjaga keseimbangan suhu dan iklim dunia.

  2. Hutan Temperate (Hutan gugur)

    Hutan temperate atau hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, secara astronomis di antara 23,5o – 66,5o lintang utara maupun lintang selatan.

    Hutan ini berisi tumbuhan yang daunnya gugur (meranggas) pada musim dingin. Keadaan ini akan berlangsung hingga menjelang musim semi. Pada musim semi, temperatur akan meningkat, salju mulai mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi).

    Daerah persebaran hutan gugur terutama meliputi wilayah sub-tropis sampai sedang seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Tengah dan Timur serta Chili.
  3. Hutan Boreal (Hutan Taiga)

    Hutan boreal atau hutan taiga berkembang di daerah lintang tinggi dekat dengan kawasan lingkar kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah hutan tropika. Hutan ini ditumbuhi oleh jenis pohon berdaun jarum, dimana di kawasan ini memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang.

    Daerah yang termasuk kawasan ini meliputi Alaska - Amerika Utara, Skandinavia - Eropa Utara, dan Siberia-Rusia. Vegetasi yang berkembang di daerah ini hanya satu jenis species saja yaitu pohon spruce, alder, birch dan juniper. Permukaan tanah hutan ini umumnya tertutup lumut kerak yang tebal.


Berdasarkan Ketinggian Tempatnya
  1. Hutan Pantai (beach forest)

    Hutan yang tumbuh di daerah pantai adalah hutan bakau (mangrove). Hutan bakau memilik akar napas dan daun yang berlapis tebal di pemukaannya untuk mengurangi penguapan. Hutan bakau banyak dijumpai di pantai yang ombak lautnya tenang, seperti di pantai Sumatera bagian Timur, pantai Kalimantan Barat, pantai Kalimantan Selatan dan pantai Irian Jaya.

    Tumbuhan bakau memiliki karakteristik khusus yang memungkinkan tumbuhan ini hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya. Lingkungan tempat hidup tanaman ini umumnya memiliki kadar garam yang cukup tinggi, selalu tergenang, dan tanah yang kurang oksigen.

  2. Hutan Gambut

    Hutan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan atau akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu lama. Akumulasi ini terjadi karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan bahan organik di lantai hutan yang basah/tergenang tersebut.

    Di Indonesia, lahan gambut terdapat di daerah pantai rendah Kalimantan, Sumatera dan Papua Barat. Sebagian besar berada pada daerah rendah dan tempat yang masih terpengaruh dengan kondisinya, berada di daratan sampai jarak 100 km sepanjang aliran sungai dan daerah tergenang.


  3. Hutan Dataran Rendah (lowland forest)

    Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 - 1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran rendah.

    Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia. Sebanyak 425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama dengan harimau Sumatera, gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran rendah Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi). 


  4. Hutan Pegunungan Rendah (sub-mountaine forest)

    Hutan ini terdapat di daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut. Hutan pegunungan memberikan manfaat bagi masyarakat yang hidup di gunung maupun yang tinggal di bawahnya. Hutan yang ada merupakan sumber kehidupan. Dari hutan pegunungan, mereka memanfaatkan tumbuhan dan hewan sebagai makanan, obat-obatan, kayu bakar, bahan bangunan dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat yang tinggal di bawahnya membutuhkan hutan pegunungan yang lestari sebagai daerah tangkapan air atau resapan air.

  5. Hutan Pegunungan Atas (mountaine forest)

    Hutan ini terdapat di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian di atas 3.500 m di atas permukaan laut. Hutan ini berfungsi sebagai cagar alam dan taman wisata alam. Vegetasi hutan pegunungan yang dijadikan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam termasuk tipe hutan hujan tropik pegunungan dengan floranya terdiri dari jenis-jenis pohon dan liana serta epiphyte.
 


Manfaat Hutan
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita semua. Hutan menghasilkan air dan oksigen sebagai komponen yang yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Demikian juga dengan hasil hutan lainnya memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama, baik oleh pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan bagi harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan tetap dapat dimanfaatkan secara adil dan berkelanjutan. Adapun fungsi hutan antara lain:
  1. Fungsi Ekonomi
    • sebagai penghasil kayu dan hasil hutan lainnya seperti rotan, damar dan lain-lain
    • Sebagai penghasil devisa bagi negara

  2. Fungsi Ekologis
    • mempertahankan kesuburan tanah
    • mencegah terjadinya erosi
    • mencegah terjadinya banjir
    • sebagai tempat untuk mempertahankan keanekaragaman hayati

  3. Fungsi Klimatologis
    • sebagai penghasil oksigen
    • sebagai pengatur iklim

  4. Fungsi Hidrolis
    • sebagai pengatur tata air tanah
    • sebagi penyimpan air tanah
    • Mencegah intrusi air laut


Latihan

Tes

Daftar Pustaka
Agenda 21 Indonesia. 2006. Kalender Lingkungan Hidup Indonesia. (lablink.or.id/.../htn-klasif.htm).

Sugiharyoanto. 2007. Geografi dan Sosiologi 1SMP Kelas VII. Jakarta:Yudhistira

Samadi. 2007. Geografi SMA Kelas XI. Jakarta:Yudhistira.

Tigerbear.wordpress.comm/…/hutan-hujan-tropis/

world.mongabay.com/javanese/001.html

Mackinnon, Kathy.1986. Alam Asli Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Farb, Peter.1982. HUTAN. Jakarta: Tri Pustaka